Postingan

Menampilkan postingan dengan label info obat

Obat Asam Urat dan Pengobatan Asam Urat

Apa beda antara rematik, linu, encok, dan asam urat? Dalam kamus bahasa awam, keempat istilah ini biasa dianggap sekupang dua ringgit alias tak ada bedanya. Dan karena dianggap tak ada bedanya, obat untuk semua keluhan di atas pun dianggap sama. Dalam pandangan medis, ini jelas keliru. Menurut ilmu kedokteran, sebuah penyakit harus disebut dengan nama yang jelas, khas, spesifik agar obatnya tidak tertukar dengan obat penyakit lainnya. Karena itu, untuk menyamakan pengertian di buku ini, mari kita sepakati dulu pengertian istilah-istilah “perematikan”. Rematik. Ini bukanlah nama sebuah penyakit, melainkan nama umum untuk penyakit-penyakit yang ditandai dengan gejala nyeri/encok/linu di sendi, tulang, dan otot. Total ada sekitar dua ratusan jenis penyakit rematik. Asam urat hanya salah satunya. Asam urat. Ini merupakan salah satu jenis penyakit rematik. Dalam bahasa medis, disebut artritis gout. Penyebabnya adalah endapan kristal asam urat yang menyerang persendian. Asam urat

Obat anti alergi dan penyebab alergi

Tubuh manusia dibekali dengan sistem imun (daya tahan). Sistem imun ini akan bereaksi setiap kali terpapar sesuatu dari luar tubuh, misalnya bakteri, virus, bahan kimia, dan sejenisnya. Sistem imun inilah yang menjadi benteng pertahanan pertama kalau tubuh kemasukan benda-benda asing yang berbahaya. Namun, ada kalanya sistem imun mengalami gangguan. Bahan-bahan yang tidak berbahaya pun dilawan karena dianggap berbahaya. Reaksi keliru inilah yang kemudian muncul dalam bentuk alergi. Bahan-bahan yang sering menyebabkan alergi antara lain debu, rambut hewan, gigitan serangga, serbuk sari, udang, ikan, terutama seafood, kacang-kacangan, kedelai, telur, susu formula, tepung terigu, lateks (karet), keringat, asap rokok, bahan kimia (misalnya detergen), dan obat-obatan tertentu (seperti ampisilin dan amoksisilin). Reaksi alergi bisa juga dipicu oleh kondisi, misalnya suhu dingin.  Gejala alergi sangat bervariasi, mulai dari yang ringan sampai yang sangat berat. Mulai dari hidun

Artikel Obat Generik dan Pro Kontra Obat Generik

Setali pembeli kemenyan, sekupang pembeli ketaya Sekali lancung keujian, seumur hidup orang tak percaya ------ Pantun Melayu lawas di atas barangkali masih bisa memberi gambaran yang pas terhadap masalah sosialisasi obat generik di Indonesia saat ini. Sekalipun sudah lebih dari dua dasawarsa kebijakan ini diterapkan di Indonesia, masih saja banyak kalangan yang enggan menggunakannya. Alasannya klasik: harga obat generik memang murah tapi khasiatnya masih diragukan. Bukan hanya masyarakat awam yang berpandangan seperti ini. Sebagian dokter pun berpandangan serupa dan enggan meresepkan obat generik. Kalau dokter saja menganggap obat generik tidak efektif, tentu ini sebuah masalah serius karena tenaga kesehatan adalah ujung tombak sosialisi program ini. Laporan dokter tentang obat generik yang tidak ampuh bukan satu atau dua tapi cukup banyak. Kalau mau tahu pendapat langsung para dokter tentang obat generik, silakan lihat arsip milis Dokter Indonesia. (Milis ini hanya khusus unt

informasi mengenai hipertensi dan obat hipertensi

Gambar
Di Indonesia, penyakit yang oleh orang-orang tua zaman dulu disebut “bludrek” ini termasuk salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi tapi tidak disadari. Menurut riset Kementerian Kesehatan, sekitar 30% orang dewasa memiliki tekanan darah di atas normal. Yang lebih mengejutkan lagi, tiga perempat dari mereka yang menderita hipertensi tidak menyadarinya. Dengan kata lain, banyak dari kita yang sudah memiliki hipertensi tapi mengabaikannya. Ini terjadi karena hipertensi stadium awal umumnya memang tidak menimbulkan gejala sakit yang jelas. Gejalanya baru akan terasa jelas saat stadiumnya sudah lanjut. Tinggi rendahnya tekanan darah ditentukan oleh dua hal, yaitu volume darah dan kelenturan pembuluh darah. Pada orang sehat, pembuluh darah seperti selang elastis yang diameternya mudah menyesuaikan diri dengan volume darah. Tapi pada sebagian orang, elastisitas pembuluh darah ini menurun, misalnya akibat lapisan kerak kolesterol yang melekat selama bertahun-tahun. Karena din